Wednesday, May 16, 2007

MEMPERINDAH ATO MENGOTORI ?




mata Anda mungkin pernah tergoda memerhatikan warna-warni coretan cat semprot yang menempel di dinding kosong, halte, tiang listrik, dinding seng, hingga badan bus metro mini.
Bunyinya bisa macam-macam, mulai dari sekadar nama sebuah sekolah penguasa jalur sepanjang rute bus, tuntutan kepada pemerintah, hingga tulisan-dilengkapi gambar-dengan desain dan komposisi warna yang rumit.

Goresan itu terbagi dua yaitu grafiti (coretan) dan mural (lukisan). Kehadirannya pun punya dua makna, memperindah atau malah dianggap mengotori pemandangaSebagai aktivitas yang rentan disebut pengganggu ketertiban, selain para seniman grafiti dituntut punya kreativitas dan teknik yang tinggi, mereka juga diwajibkan punya nyali lebih kalau sewaktu-waktu digertak petugas.
Lebih sial lagi kalau kemudian mereka kemudian sampai harus masuk bui gara-gara terkena pasal-pasal vandalisme akibat aktivitas coreng-moreng di dinding Ibu Kota itu.Selain bermodalkan senjata tradisional cat kaleng semprot atau stensil di tempel, ada pula yang fanatik menggunakan teknik Wheat Pasting atau Paste - Up yang biasa dikerjakan oleh The Slyndicates.
"Caranya gambar, terus di fotokopi perbesar sebesar-besarnya, gunting lantas ditempel di mana saja menggunakan lem fox campur air. Budgetnya sih tergantung mau nempel berapa banyak, tapi modalnya kira-kira Rp200.000-an,". biasanya, yg menggunakan teknik itu karena kurang percaya diri dengan penggunaan cat semprot. Hanya saja, lanjut dia, teknik ini punya kekurangan tak tahan lama dan sangat mudah rusak jika tersiram air hujan atau lapuk oleh kelembaban.

I HATE MY SELF

SORRY....im just a toys from my live....perghh....im start loving her around 2004 in my class....but till now i still the toys.....so please ler comments aper yang patut...then fuck me if u want....cause...aku tak kisah....im openminded ler.........

Friday, May 11, 2007

GRAFFITY DIANGGAP KARYA VANDALISME



Grafiti berasal dari bahasa Italia, graffiato, yang artinya menggoreskan. Para grafitis kuno menggoreskan karya mereka di dinding sebelum menyemprotkan cat, seperti layaknya pada mural dan fresco.

Aslinya, grafiti berupa inskripsi, gambar bentuk, dan lainnya, yang biasanya ditemukan di reruntuhan tembok kuno, seperti Catacombe di Roma. Grafiti sendiri lebih dianggap sebagai vandalisme daripada karya seni, karena banyak digunakan untuk menutupi gambar atau tulisan-tulisan tanpa seizin

pemiliknya. Tapi, tidak hanya orang Romawi yang melahirkan grafiti kuno. Situs Mayan di Guatemala merupakan salah satu contohnya.

Sementara itu, grafiti modern muncul dari kebudayaan hip-hop. Sekitar 1970-an, grafiti berkembang di Benua Amerika dan Eropa, lalu merambah secara pesat ke kaum perkotaan. Di Indonesia, grafiti sudah dikenal sejak zaman kemerdekaan. Tulisan "Hidup atau mati" di tembok-tembok yang digoreskan untuk menyemangati perjuangan adalah contohnya.

TEMBOK ADALAH KANVAS KOSONG



Niat mereka menghias kota, emang masih dianggap tabu. But, who needs the key, if one can just break in?

Pasukan pengebom kota.

Julukan itu yang pantes diberikan sama mereka. Tenang, ngebom di sini nggak ada kaitannya sama terorisme. Yang dimaksud adalah kegiatan bikin graffiti secara diam-diam di tembok atau dinding kosong. Coba buka mata lebar-lebar deh. Karya-karya mereka udah bertebaran di mana-mana.